'kulepas kamu, untuk menyemai tiap jengkal waktu'Dua tahun yang lalu, ayah saya membuatkan sebait puisi yang ia kirimkan tepat ketika saya usai melaksanakan ibadah Subuh. Ketika itu pula, saya baru ingat kalo saya ulang tahun. Dua tahun yang lalu Tuhan memberikan kejutan dengan mengingatkan saya bahwa saya masih diberikan kesempatan untuk menghadapi hidup.
Setahun lalu, Tuhan lagi-lagi membuat kejutan dengan membuat seseorang berbaik hati menelepon saya tepat pukul 12 malam untuk sekedar membuatnya menjadi sejarah, menjadi yang pertama di hari itu, menjadi yang pertama di tahun itu, dan menjadi pertama di seumur hidup saya hingga saat ini-- ditelepon pukul 12 malam untuk mengucapkan selamat ulang tahun.
Tahun ini, Tuhan memberikan saya kejutan lain. Tuhan membuat saya berhasil melalui usia 21 yang luar biasa di luar bayangan saya. Naik kemudian turun, didatangi kemudian ditinggalkan, kehilangan kemudian menemukan, kalah kemudian menang. Tuhan membuat saya menemukan diri saya di setahun lalu. Meski harus dengan membuat saya kehilangan.
Sesuai dengan satu bait puisi ayah saya yang ia kirimkan tahun lalu, setahun belakang saya benar-benar 'dilepas' di dunia sesungguhnya. Bertemu banyak hal-hal baru, belajar bahwa di balik sesuatu pasti ada sesuatu yang lain, belajar bahwa selalu ada janji yang tak akan tertepati, belajar bahwa orang-orang akan datang dan pergi, belajar bahwa perempuan harus kuat dan tidak naif, belajar bahwa saya tidak bisa menemukan rumah sebelum saya menjadikan diri saya sendiri rumah.
So dad, I did those. Aku telah menyemai dan menemukan makna di setiap jengkal waktu yang Tuhan hadiahkan.
Tuhan selalu luar biasa membuat kejutan.
Dan saya sungguh menantikan kejutan apa yang diberikan Tuhan di usia baru ini.
Kulepas kamu (anakku, Bianglala)
pada ruas waktu/
jarum jam berdetak mengiba
jalanan masih sibuk busungkan dada
atas kalah yang menolak untuk disandarkan
kulepas kamu
Pada ruas waktu
jarum jam tak lagi bertegur sapa
langit kian riuh mimpi kaum papa
bulan dan matahari mengabut debu
yang tak lapuk oleh angin
kulepas kamu
kulepas kamu
untuk menyemai tiap jengkal waktu
kelak menjadi permaisuri di antara para bidadari
- Penulis flamboyan yang mengajarkan saya bahwa setiap pergi membutuhkan pulang, 4 Maret 2016.
Ah, biarpun momen 'menemukan jati diri' dan goal untuk 'harus jadi lebih baik' seharusnya ngga cuma waktu ulang tahun, tapi rasanya tetep manis juga kalo ada kenangan yang manis-manis(?) di ulang tahun kita ya hehehe.
ReplyDeleteHuft, jadi penasaran sama sosok si Ayah nih karen kirim2 surat romantis buat anaknya yang baru ultah hehehe
Halo Asma, terima kasih sudah membaca :)
DeleteIya benar sekali! Aku juga setuju bahwa menemukan tidak selalu menanti momen.
Halo Asma, terima kasih sudah membaca :)
DeleteIya benar sekali! Aku juga setuju bahwa menemukan tidak selalu menanti momen.