Bianglala dan Memasak (1): Menghemat Ratusan Ribu Berkat (Ala-ala) Meal Preparation. This is Anak Kosan Life Hack!

"Kalo bisa, sebelum nikah tu belajar ini itu dulu Mbak. Jangan kayak Mama, dulu pas awal-awal nikah bingungan. Untung oma deket, bisa tanya-tanya oma."

Aku sering lihat seorang teman, Cei namanya, membawa bekal ke kampus. Jadi setiap makan siang, dia akan makan di sebuah meja di dekat kelas kami bersama temannya. Ketika aku tanya-tanya dia bawa makan apa, dia cerita kalau setiap pagi dia masak sendiri. Aku cukup kaget waktu itu, karena makanan bekalnya nggak cuman goreng-gorengan yang lima belas menit jadi. Pernah dia bawa ikan balado, sayur bayam, dan makanan-makanan sulit lainnya. Lalu aku tanya, gimana cara dia bisa masak di pagi hari mengingat semester satu waktu itu kami sibuk sekali dengan tugas-tugas.

Cei cerita, kebiasaan di keluarganya adalah menyiapkan 'mau masak apa' untuk sepekan ke depan. Setelah itu, barulah menyetok bahan-bahan makannnya. Kemudian di awal pekan tersebut, keluarga Cei ngolah sedikit-sedikit kayak ngupasin bawang (bawang selalu penting untuk hampir semua masakan dan memakan waktu lama di pengupasan) dan lain-lain.

Wah boleh dicoba nih. Cei bisa masak selama paling nggak setengah jam, ya barangkali aku bisa. Selama ini aku lihat ibuku kalau masak lama sekali. Karena beliau cukup perfectionist. Beras aja dicuci sampe lima kali, sayur, ayam, ikan, dicuci berulang kali. Iya, perfectionist kadang beda tipis sama insecure. Hehe.

Anyway, akhirnya beberapa minggu lalu aku coba untuk beli bahan-bahan makanan di awal pekan. Aku bebas aja milih sayur-sayur kesukaan kayak sawi sendok, brokoli, dan bahan-bahan penting kayak bawang bombay, tomat, dan cabe. Sepulangnya dair belanja, aku mengolah 'setengah jalan' bahan-bahan tersebut. Motongin sawi dan brokoli jadi kecil-kecil contohnya. Lalu beberapa hari ke depan aku masak untuk bekal aku dan adikku.

Berjalan dua minggu, aku merasa banyak keuntungannya masak sendiri. Keuntungannya akan aku jelasin di bawah. Aku mau lanjutin cerita dulu.

Lalu karena lagi pengen diet, aku iseng-iseng bukain vlog orang-orang yang ngasih tips-tips diet sehat. Dari vlog seorang vlogger yang aku lupa namanya, aku dapet satu istilah meal preparation. Karena penasaran, aku googling lah apa itu meal-prep. Kemudian aku nyampe ke tulisan di blog ini dan ini

Satu kata setelah baca-baca tentang meal-prepnya dia:
G I L A. GILA BANGET DENG!

Bisa hemat sampe ratusan juta........ Salut banget sih sama mbak Twelvi ini. Dengan penghasilan yang mungkin gede, dia bisa saving karena masak sendiri. Kalo aku mah, karena mepet jadinya milih masak sendiri wkwk. 

Akhirnya, dengan mengkombinasikan dua cara dari Cei dan Mbak Twelvi, aku lanjutin masak sendiri lagi karena kau merasa dapet keuntungan dari situ. Tapi aku ambil langkah baru, aku nentuin setiap harinya makan apa. Karena ngga ada micowave dan kulkas barengan, jadi ngga enak juga kalo mau niru Mbak Twelvi banget. Jadilah aku ngolah-ngolah bahan makanan setengah jalan, jadi tiap pagi tinggal masak-masak aja.

Dari kebiasaan yang lagi aku coba ini, aku dapet banyak keuntungan, seperti:

1. Hemat
Asli lebih hemat. Belanja untuk keperluan seminggu untuk dua orang tu paling banyak sekitar 30-50 ribu (udah sama beras dan telur). Padahal kalau makan di luar, sehari bisa 30.000. Bayangin aja kalo ditotal ya, anggaplah sehari kalo makan di luar aku habisin Rp 30.000,00 (belum sama jajan printilan atau kalo ngopi di kofisyop, mungkin bisa Rp 50.000,00 ewww). Total aja berarti seminggu bisa Rp 210.000,00-Rp 300.000,00. Kalo aku masak sendiri, Rp 30.000,00 (udah sama ayam dan telur) bisa untuk seminggu aku sendiri. Ditambah kalo kadang pengen jajan atau ngopi. Pol polan, Rp 100.000,00 seminggu. WOWWWWWWWWWWWWWWWW. GILAK. Kayaknya minggu depan aku mau mulai kredit rumah.

Ini salah satu contoh belanjaanku. Bisa untuk seminggu lebih untuk dua orang (aku dan adikku, untuk satu kali makan). Habisnya hanya Rp 63.000,00 (sama ayam potong)


2. Bersih
Dengan masak sendiri, aku bisa menjamin makanan yang masuk ke tubuhku ini bersih. Aku dan adikku nyuci dan mempersiapkan semuanya. Termasuk alat-alat masaknya. Padahal ngga jarang aku dan adikku (yang super duper sensitif sama hal-hal kotor dan bau) sering nemu piring yang masih licin atau ekstremnya, adekku pernah pesen minum di rumah makan padang, terus sedotannya ada bekas lipstick-nya. TRUE STORY.

3. Bangun pagi
Salah satu habit yang dari dulu pengeeeeeeeeeeeeeen banget aku bangun adalah habit bangun pagi dan nggak tidur abis subuh. Bisa bangun jam 4 terus aktivitas dimulai itu kenikmatan sendiri meski siangnya ngantuk-ngantuk dikit. Dengan adanya 'keharusan' masak, paling nggak meski abis subuh masih tidur lagi, bangun setengah enam terus mulai masak udah sesuatu yang hebat bagiku (Biasanya baru bangun jam enaman).

4. Kreatif
"Dengan bahan ini, dengan kemampuanku yang masih sederhana, dengan waktu setengah jam, aku bisa masak apa ya?"
Itu bener-bener butuh waktu cepat untuk mikir kreatif dengan cepat. Aku masak sayur pun paling cuman bisa tumis, kukus, rebus. Jadi biar ga bosen, aku harus olah apa dan gimana agar aku nggak bosan?

5. Multitasking
Meski perempuan, aku ini agak susah multitasking (Karena beberapa sumber bilang kalo perempuan jago multitasking). Aku bahkan kadang ngga bisa nge-chat sambil ngobrol sama orang lain wk. Dan masak, 'mengharuskan' kita untuk bisa multitasking. Motong sambil nggoreng. Nunggu tumisan sambil nyicil nyuci piring. Dan lain-lain.

6. Latihan
Ibuku pernah bilang, kalau masakan istri adalah salah satu hal yang membuat suami kangen ke rumah. Ibuku suka masak dan takdir mempertemukan dengan ayahku yang cocok sekali dengan masakan ibuku. Kedua orangtuaku suka makanan jawa, alhasil setiap ibuku masak, ayahku selalu makan. Ditambah dengan pujian, dan kritik kadang-kadang. Aku suka lihat ayahku yang makan masakan ibuku dengan lahap. Begitu juga dengan aku dan adikku, kami suka masakan ibu kami meski sederhana. Karena hal itu, aku ingin bisa masak untuk keluargaku kelak.

Nah, sekian ceritaku tentang habit yang lagi aku bangun ini. Kalo ada yang mau coba, good luck! Jangan lupa share ke aku gimana pengalaman teman-teman membangun habit masak sendiri ini. Nggak usah susah-susah masaknya. Kalo cuman bisa rebus, kukus, tumis, ya udah itu aja. Karena tujuannya kan untuk diri sendiri, untuk kesehatana dan kehematan diri sendiri, bukan untuk di-update ke instastory dengan caption, "Udah siap jadi istri buat kamu."

Good luck!

4 comments:

  1. Alat2 masaknya kayak panci buat ngukus gt beli dimana lak? Share barang2 dapur penting (yg minimal) dipunyai anak kosan doong..

    ReplyDelete
  2. Btw makasih lak sharingnyaa.. jadi pengen nyoba juga ��

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayuk zah belanja ke progo wkwkwk

      Mantap la! Semangat terus!, btw aku suka klo kamu bawa bekel karena masakananny berwarna haha

      Delete