Bersyukur dengan Kesalahan

Di salah satu tulisanku sebelumnya, aku pernah nulis bahwa saat ini aku sedang melanjutkan kuliahku. Dan teman-teman sekelasku adalah orang-orang yang berprestasi serta berpengalaman di berbagai bidang. Hal ini membuatku kadang takut dan nggak pede sama diriku sendiri. Takut salah, takut kurang, takut dikritik, dan berbagai macam ketakutan mahasiswa tanpa pengalaman yang nekat melanjutkan S2 setelah lulus S1.

And once, my best friend said to me:
"Jangan takut salah, apalagi kalau lagi proses belajar atau kuliah gini. Di sinilah tempatmu salah, dari salah kamu bisa belajar yang benar yang mana agar nanti ketika udah di dunia kerja, kamu udah tau yang benar dan bisa melakukan yang benar."

Wah bener juga.
Sekolah dan kuliah itu kan proses agar kita jadi orang pandai. Nggak usah selalu pandai dan benar selama kuliah, salah nggak papa. Karena dari salah kita bakal tau mana yang benar. Mau salah terus asal merefleksikan kesalahan selama proses itu menurutku pribadi nggak masalah. Karena koreksi dan refleksi dari kesalahan-kesalahan tersebut merupakan bekal kita di dunia nyata kelak.

Akhirnya aku cenderung terbuka pada kritik di proses perkuliahan ini (memang meski terkadang masih ada perasaan takut dan merasa bersalah saat dikritik). Aku maju untuk role play jadi konselor, menjawab pertanyaan, dan menyatakan pendapat lebih sering karena dari proses mencoba itu lah aku bakal tau di mana salah dan ketidaktahuanku. Karena bayar UKT mahal itu bukan untuk selalu menjadi sempurna dan memilih untuk nggak coba karena takut dilihatin orang-orang dan dikritik dosen, tapi untuk tau di mana kesalahan agar kelak nggak melakukan hal yang sama.

Bersyukurnya, teman-teman kelasku memberikan kritik tapi juga disertai dengan apresiasi. Dosen yang terkenal galak sekalipun saat memberikan kritik "Nggak papa, orang kita masih sama-sama belajar". Tepuk tangan dan acungan jempol bukan barang langka di kelas kami. Karena kami menghargai proses, menghargai keberanian untuk mencoba, dan tidak malu untuk memberikan pujian. 

No comments:

Post a Comment