Hari ini diberi kesempatan oleh Yang Maha Kuasa untuk menemukan makna di mata kuliah Psikologi Transpersonal. Seperti biasa, hal-hal yang menguatkan diri diberi dan dibagi di mata kuliah ini. Bu Bo bilang kalau di Psikologi Transpersonal itu nggak dikenal dengan istilah psikopatologis. Orang yang 'terganggu' itu semata-mata karena lack of love atau kekurangan cinta.
Bu Bo juga bilang kalau sebenernya selama kita hidup, kita nggak akan mendapat cinta yang utuh. Pasti ada aja hal yang membuat cinta kita nggak utuh karena kekurangan cinta (lack of love) itu sebenernya merupakan hasil dari hubungan sosial kita dengan orang lain. Misalnya ada orang yang nggak diharapkan sama orangtuanya, orang yang ditolak sama kelompok, orang yang dikhianati, orang yang ditinggalkan, dan lain-lain.
Bu Bo juga bilang cinta yang nggak sempurna ini lah yang membuat kita belajar. Gangguan-gangguan karena kekurangan cinta ini yang membuat kita belajar. Menurutku pribadi, kekurangan cinta membuat kita belajar untuk berjuang menemukan lagi dan menemukan lagi hingga akhirnya kita merasa cukup dengan cinta yang kita miliki. Karena kata Bu Bo, orang yang nggak pernah merasa 'sakit', maka nggak akan mensyukuri saat sehat, dan dengan demikian dia nggak akan bisa cerita ke orang lain bagaimana enaknya jadi orang sehat.
Bu Bo bilang kalau orang yang nggak belajar dicintai maka akan sulit untuk mencintai diri sendiri. Tapi menurutku, apa bisa kita selalu menuntut orang lain untuk cinta sama kita agar kita bisa mencintai diri sendiri? Maka dari itu, pertanyaan tersebut dikirimkan Tuhan sepaket dengan jawabannya.
Setelah perkuliahan selesai, aku melakukan intake interview (bahasa awamnya: curhat) dengan seorang teman. Di akhir curhat, dia tanya kepada saya: "Menurut Lala sendiri, Lala tu orangnya seperti apa?" Lalu aku jawab beberapa kelemahanku yang mungkin belum pernah kuungkapkan ke orang lain. Lalu temanku itu bertanya lagi: "Oke, itu kelemahannya ya. Kalo kelebihannya?"
Dari pertanyaannya, kemudian aku menjawab bahwa aku cukup mampu menemukan makna dari masalah-masalah di hidupku. Dan ternyata dia menyetujui hal tersebut.
Apa aku sombong? Menurutku enggak.
Menurutku, aku sedang meng-apresiasi diriku sendiri. Aku sedang belajar mencintai diriku yang serba kekurangan ini tapi juga pasti serba memiliki kelebihan karena aku meyakini bahwa Tuhan menganugerahi diri kita dalam satu paket lengkap.
Maka, nggak ada salahnya kok untuk diam sejenak dan berpikir apa kelebihanmu, apa yang sudah kamu lakukan untuk menghadapi dunia yang jahat ini, untuk berterima kasih kepada dirimu sendiri, untuk memberi reward kepada dirimu sendiri, untuk melakukan hobimu setelah penatnya pekerjaan harian, untuk mengagumi dirimu sendiri, untuk meminta maaf kepada dirimu karena kamu terlalu sering mem-forsir dan menyalahkan dirimu, untuk berterima kasih kepada Tuhan atas dirimu yang begitu lengkap dan sempurna ini.
Jadi, siapa yang harus mencintai diri kita saat orang lain nggak mencintai kita?
Jawabannya ada di diri kita masing-masing ;)
"Orang yang mampu mencintai diri sendiri dengan kesadaran, tidak akan menyakiti dirinya sendiri" - Bu Bo
No comments:
Post a Comment