Barang Pemberian

"Aku muter-muter mall sendirian nyari sesuatu buat kamu, tapi nggak nemu yang pas." 

Suatu sore mendekati waktu maghrib, saya berkendara seorang diri di antara riuhnya jalanan Godean. Bagi yang kerap melewati jalan Godean di waktu sore, pasti tahu ramainya seperti apa. Ramai sekali. Sore itu saya dalam perjalanan menuju kosan dari rumah seorang kerabat. 

Di tengah jalan, saya ingat bahwa besok ada seorang sahabat yang akan sidang skripsi. Sebagaimana sidang-sidang skripsi lainnya di kampus saya, memberi hadiah seperti bunga atau apapun (semakin ke sini, hadiah untuk sidang skripsi semakin kreatif) kepada teman atau kenalan yang berhasil melalui sidang skripsi biasa dilakukan. Apapun motivasi memberi hadiah untuk teman yang sudah melalui sidang skripsi, bagi saya memberi sesuatu tersebut merupakan bentuk simpati dan apresiasi. 

Kala itu akhir bulan dan besoknya saya memang sudah waktunya pulang ke Semarang. Yang berarti bahwa duit saya mepet. Kemudian saya muter otak, enaknya memberi apa yang unik, bermanfaat, tapi tetep ramah di kantong. Akhirnya saya memutuskan untuk mampir ke Mirota Godean untuk beli beberapa snack yang akhirnya saya rangkai sendiri. Boleh lah ya. 

Dalam proses muter otak, saya menyadari suatu hal.
Memberi sesuatu untuk seseorang itu nggak melulu tentang apa barangnya atau berapa harganya
Bagi saya, proses mengingat orang tersebut, rasa ingin memberi sesuatu, mencari jawaban dari pertanyaan "barang apa ya yang cocok untuk dia? apa ya yang dia suka? dia suka warna apa sih? dia butuhnya apa?", menganggarkan uang saku kita untuk membeli barang tersebut, berusaha mencari barang yang cocok, usaha membungkusnya, mikir kata-kata yang sesuai untuk ucapannya, menyisihkan waktu untuk menemui orang tersebut dan memberikan hadiah tersebut, hingga yang diberi merasa senang dengan pemberian kita adalah lebih dari itu. 

Bagi saya, usaha panjang pemberi hingga dapat membuat saya senang dengan barang pemberiannya lebih dari barang itu sendiri.

ps. terima kasih barang pemberiannya yang membuat saya mikir dan terima kasih sudah menjadi trigger untuk menulis (lagi).

No comments:

Post a Comment