"Duh aku nggak suka mendikte kamu atau siapapun sungguh."
Seorang teman baik yang kerap menjadi tempat meminta pendapat pernah berkata seperti itu kepada saya. Ia memang sering berbagi pikiran tapi sangat jarang untuk menyuruh saya berbuat ini dan itu untuk masalah saya. Ia lebih senang berpendapat daripada mendikte apa yang harus saya lakukan. Tidak pernah saya mendapat 'sebaiknya kamu begini Lak' atau 'sebaiknya kamu begitu' darinya.
Hingga pada suatu malam, seorang teman yang lain berkeluh kesah tentang hubungannya. Setelah panjang lebar dia bercerita, saya otomatis memberikan pendapat yang juga panjang lebar. Dengan tidak begitu sadar, saya sedikit mendikte tentang apa yang harus dia lakukan. Kemudian saya ingat bahwa sebenarnya saya hanya tetangga.
Saya hanya mendengar dari satu pihak, saya tidak tahu apa yang terjadi di dalam rumah itu, saya tidak tau budaya dan kebiasaan yang diterapkan, saya layaknya tetangga yang ketemuan saat beli sayur dari tukang sayur yang lewat di gang kami. Saya hanya tetangga. Saya hanya melihat terasnya yang kotor kemudian teman saya sang penghuni rumah tersebut mengeluhkan suaminya yang jarang menyapu teras. Saya nggak tahu kalo mungkin ternyata suaminya nggak pernah menyapu teras karena ia kelelahan bekerja untuk cari duit. Saya hanya tetangga.
Saya sudah pernah menuliskan ini sebelumnya di tulisan saya yang berjudul "Jatuh Cinta Selamanya", satu-satunya yang bisa membereskan rumah mu masing-masing adalah dirimu sendiri. Teman atau keluarga yang kerap kamu bagikan keresahan dan kamu mintai pendapatnya hanya tetangga atau figuran di kehidupanmu. Ia bisa saja memberikan saran dan pendapat tapi sebaik-baik yang mengerti pendapat dan langkah apa yang harus kita lakukan adalah dirimu sendiri.
Begitu juga dengan jika kita yang menjadi tetangga. Nggak bisa dipungkiri kadang memang memberi saran yang mendikte itu otomatis keluar begitu saja dari mulut kita. Bahkan kadang kita hobi ngasih saran panjang lebar padahal sebenernya teman kita yang sedang cerita itu cuma butuh didengarkan, nggak butuh saran. Sangat nggak salah jika sebagai tetangga yang baik kita memberikan pendapat, tapi jangan sampai kita mendikte apa-apa yang harus dilakukan oleh tetangga yang memiliki teras yang kotor.
Saya sudah pernah menuliskan ini sebelumnya di tulisan saya yang berjudul "Jatuh Cinta Selamanya", satu-satunya yang bisa membereskan rumah mu masing-masing adalah dirimu sendiri. Teman atau keluarga yang kerap kamu bagikan keresahan dan kamu mintai pendapatnya hanya tetangga atau figuran di kehidupanmu. Ia bisa saja memberikan saran dan pendapat tapi sebaik-baik yang mengerti pendapat dan langkah apa yang harus kita lakukan adalah dirimu sendiri.
Begitu juga dengan jika kita yang menjadi tetangga. Nggak bisa dipungkiri kadang memang memberi saran yang mendikte itu otomatis keluar begitu saja dari mulut kita. Bahkan kadang kita hobi ngasih saran panjang lebar padahal sebenernya teman kita yang sedang cerita itu cuma butuh didengarkan, nggak butuh saran. Sangat nggak salah jika sebagai tetangga yang baik kita memberikan pendapat, tapi jangan sampai kita mendikte apa-apa yang harus dilakukan oleh tetangga yang memiliki teras yang kotor.
But, this is advice anyway. Bisa kamu pakai atau tidak. Your own messy home, hanya yang menempati yang mengerti bagaimana cara membereskannya. - dalam sebuah pesan maya yang saya kirimkan kepada teman saya.
No comments:
Post a Comment