"You know too much psychology, when you can't get mad because you understand everyone's reasons for doing everything."Mungkin karena lingkaran pertemanan saya kebanyakan mahasiswa Psikologi, maka mereka gencar nge-share quote yang berkaitan dengan diri mereka tersebut.
Tapi menurut saya tidak hanya mahasiswa Psikologi atau mereka yang belajar ilmu Psikologi yang dapat demikian. Bahkan ada aja tuh mereka yang belajar ilmu Psikologi tapi mudah marah karena perilaku orang lain. Menurut saya, marah dan tidak marah kepada orang lain, mudah atau sulitnya seseorang memaafkan orang lain bukan hanya berdasar ilmu apa yang kita pelajari.
Saya selalu yakin bahwa hati yang hanya satu ini membagi dirinya ke beberapa bagian. Untuk orang tua, untuk saudara, untuk sahabat, untuk pasangan, untuk teman, untuk kenalan, dan lain sebagainya. Dan bagian-bagian tersebut memiliki ukurannya masing-masing. Bagian untuk orang tua pastilah berbeda dengan bagian untuk teman. Bagian untuk ibu bisa jadi berbeda dengan bagian untuk ayah. Bagian untuk pasangan berbeda dengan bagian untuk teman. Kita selalu punya bagian hati yang lebih besar untuk orang-orang yang kita sayangi.
Ketika orang tersebut melukai bagian di hati yang kita berikan untuknya, maka bergantung pada seberapa besar bagian itu untuknya. Jika seorang teman yang memang kita berikan bagian hati yang kecil melukai kita, maka luka itu memenuhi bagian hati tersebut. Sudah bagiannya kecil, dilukai pula. Maka akhirnya bisa saja kita tidak lagi memberikan hati kepadanya karena bagian tersebut sudah rusak. Untuk kembali pulih, maka perlu waktu.
Berbeda jika kita memiliki bagian hati yang besar untuk orang yang kita sayangi. Saking besarnya, jika ia melukai kita, selalu masih ada bagian yang tersisa. Saking sayangnya, jika ia melakukan kesalahan kita tidak bisa marah dan mudah untuk memaafkan. Saking sayangnya, kita selalu memaklumi setiap kesalahannya. Menariknya, kita selalu menyisihkan bagian hati kita untuknya.
Maka tidak heran jika kita sulit marah dan mudah memaafkan seseorang yang kita sayang. Atau malah kita mudah marah dengan orang yang kita sayang (seperti seorang ibu ke anaknya, marah kecil yang mendewasakan), namun kita selalu memaafkan dan memberinya kesempatan padahal hati ini sudah sekian kali luka.
Entahlah.
No comments:
Post a Comment