Pulang dan Rumah (2): Pulang Kepada Tuhan

Tenang teman-teman, tulisan ini tidak akan berkisah tentang kematian karena saya sendiri juga belum pernah mengalaminya.

Mungkin sudah beberapa kali saya mengadu dalam tulisan saya belakangan bahwa baru-baru ini saya mengalami masa sulit dalam hidup saya. Walau memiliki banyak sahabat untuk diajak berbagi, banyak teman untuk membunuh sepi, namun kesedihan itu masih terus membayangi. Sampai pada suatu saat saya sedang berada di titik terjatuh di mana saya sudah tidak bisa lagi terus menggangu teman-teman terdekat saya untuk sekedar mendengarkan saya menangis. Saya tidak bisa terus menjadikan mereka tempat pulang. Akhirnya saya menyadari suatu hal,

Saya harus pulang kepada Tuhan.

Tuhan adalah satu-satunya yang selalu membuka pintu untuk saya, satu-satunya yang tidak keberatan untuk terus diganggu hambaNya, satu-satunya yang senang ketika ada yang datang kepadaNya, selalu punya waktu untuk hambaNya, terjaga 24 jam dalam selamanya, tidak pernah sibuk hingga menolak kedatangan hambaNya. Tuhan selalu ada.

Tuhan selalu ada dan di dekat kita. Sayangnya kita yang kerap melangkah terlalu jauh dari pelukannya. Kita kerap senang mencari-cari kebahagiaan yang menjauhkan kita dariNya. Padahal Tuhan selalu ada dan di dekat kita.

Suatu hal yang saya syukuri dari keterpurukan ini adalah Tuhan masih mengizinkan saya untuk pulang, Tuhan masih memanggil saya untuk menjadikan-Nya rumah. Tuhan masih mengizinkan saya untuk mengingat-Nya. Tidak sedikit orang-orang di sekitar saya yang bermasalah namun mereka tidak segera pulang kepada Tuhan, maka dari itu saya bersyukur. Tuhan masih mencintai saya.

"Pernah denger nggak sih ungkapan 'kalo ada masalah aja baru solat, biasanya juga nggak pernah.' aku sih mending gitu daripada nggak pernah solat. Tau nggak sih, kalau berdoa dan memohon dalam keadaan sulit itu lebih dalem rasanya."  Kata seorang sahabat kala itu. Meski sebenernya kita harus selalu mengingat Tuhan dalam keadaan lapang maupun sempit, tapi saya setuju bahwa pulang kepada Tuhan dalam keadaan susah membuat saya merasa lebih dekat denganNya.


Masalah itu mungkin hanya cara Tuhan menunjukkan bahwa Tuhan rindu kepadamu. Tuhan rindu kamu pulang dengan segala cerita yang sebenarnya Tuhan lebih tau. Tuhan rindu kamu meminta yang sebenarnya Tuhan sudah siapkan permintaanmu. Tuhan hanya rindu karena kamu terlalu jauh.

Kita selalu yakin bahwa Tuhan selalu ada untuk kita. Kita selalu yakin bahwa Tuhan ada di dekat kita. Kita selalu yakin bahwa Tuhan bersama kita. Sungguh Tuhan memang demikian, namun sayangnya kita yang kerap tidak membersamaiNya. Kita terlalu sombong melakukan banyak hal sendiri tanpa mengajak Tuhan.


"Sungguh sebaik-baik pulang adalah kepada Tuhan"