Harusnya hari ini menjadi hari terakhir kuliah di semester tujuh, namun karena ada kuliah yang ditiadakan maka kuliah terakhir di semester ini menjadi Jumat pukul 08.00 besok. Padahal sejak pagi tadi saya sudah mempersiapkan perasaan untuk kuliah yang (semoga) terakhir di S1 ini, namun Tuhan berkehendak lain. Tidak hanya mempersiapkan perasaan (sedih di awal hari itu tidak baik teman-teman), saya juga ingin menulis hari ini untuk melepas perkuliahan (semoga) terakhir di S1 ini.
Saya suka kuliah. Jika ada yang bilang kalo masa SMA adalah masa paling menyenangkan, saya bilang masa kuliah merupakan masa paling menyenangkan. Di perkuliahan ini saya mendapat banyak teman dan lebih kerap main dibanding masa SMA dulu. Banyaknya waktu kosong dan jauh dari keluarga membuat saya demikian. Kalau dulu apa-apa di rumah bersama keluarga, sekarang mau tidak mau apa-apa ya bersama teman. Di perkuliahan ini juga saya mencoba banyak hal yang nggak pernah saya bayangkan sebelumnya. Saya suka kuliah, maka dari itu ada perasaan sedih mengetahui hari ini adalah hari terakhir saya kuliah sebagai mahasiswa S1 (semoga), tapi nggak mau juga kalo harus kuliah lagi. Dilema.
Dunia perkuliahan saya yang menyenangkan mendadak berubah sepulang saya KKN. Setelah KKN, kampus menjadi lebih sepi, kuliah menjadi lebih sedikit, kegiatan organisasi pun demikian. Kelas tidak lagi berisi 40 orang, tugas kelompok berkurang, dan lain sebagainya. Kehidupan perkuliahan paska KKN mungkin merupakan pemanasan untuk berpisah dengan dunia perkuliahan.
Saya benci berpisah dengan hal-hal yang saya cintai.
Hal tersebut yang membuat saya bertekad untuk tidak begitu menjalin hubungan batin dengan warga di tempat saya KKN dulu. Sejak awal berangkat KKN, saya tahu bahwa kecil kemungkinan saya akan kembali lagi ke sana, maka dari itu daripada harus bersedih hati memendam rindu, saya putuskan untuk tidak begitu menjalin hubungan batin dengan warga di sana, walau ternyata sepertinya tidak berhasil.
Saya benci berpisah dengan hal-hal yang saya cintai.
Karena menurut saya sejauh-jauh perpisahan bukanlah perkara ruang dan waktu, tapi perasaan.
Sejauh-jauhnya tempat, jika kita masih ada perasaan ingin bertemu sungguh hal tersebut bukanlah halangan.
Sesibuk-sibuknya hingga tak ada waktu, namun jika masih ada perasaan ingin bertemu sungguh hal tersebut bukanlah halangan.
Berbeda halnya bila sedekat-dekatnya tempat dan seluang-luangnya waktu namun jika tidak ada perasaan ingin bertemu.
Saya benci berpisah dengan hal-hal yang saya cintai.
Namun satu yang saya ingat, many people in your life may come and go. But the great one will stay. Jika kamu belum menemukan orang yang stay, maka tidak ada salahnya untuk menjadi yang stay.
No comments:
Post a Comment