What Goes Around, Comes Around

Berawal dari celetukan seorang teman yang mengomentari seorang laki-laki yang hobi mempermainkan perempuan:

"Aku nggak sabar liat dia dapet karma."


Mungkin ada di sekitar kalian laki-laki atau bahkan perempuan yang sukanya 'ngedeketin' orang untuk mainan atau seneng-seneng aja yang berujung pada melukai hati yang dideketin. Padahal nggak ada yang spesial dari mereka, tapi mereka berhasil membuat 'korban' merasa spesial. Setelah bosan, kemudian ditinggal. Wah.


So if karma face them, saya nggak heran karena memang they deserve it. Memang seharusnya mereka mendapat karma karena 'kejahatan' mereka. Atau kalau mereka nggak percaya dengan karma, mereka harus percaya dengan "apa yang ditanam, itulah yang dituai." atau dalam istilah baratnya "what goes around, comes around." Apa yang dilakukan sama dengan apa yang didapatkan. Kita melakukan kebaikan, maka kebaikan akan mendatangi kita. Begitu pula jika kita melakukan keburukan.

Hal itu membuat saya ingat dengan nasihat almarhum opa saya:

"Kalau kita melakukan kebaikan ke orang, maka bisa saja kebaikan itu terbalas ke anak-cucu kita."


And yes I believe that.

Apa yang kita lakukan saat ini bisa banget berimbas ke orang-orang yang kita sayang. Bisa ke kakak atau adik kita, ke orang tua kita, bahkan anak cucu kita nanti. Dan nggak menutup kemungkinan, hidup kita yang serba beruntung sekarang mungkin adalah balasan semesta bagi kebaikan orang tua kita.

Kemudian saya jadi menyimpulkan suatu hal. Kalau kebaikan bisa berbalas ke orang lain, bisa juga dong keburukan berbalas ke orang lain juga?
Kalau laki-laki tadi dapet karma karena dia suka mainin perempuan, dia memang harus dapet itu. Tapi gimana kalo karmanya jatuh ke adiknya? atau kakaknya? anaknya? Gimana kalo anak perempuannya dimainin sama laki-laki? Gimana?

So guys, if we wanna hurt someone or do something bad, just remember that someday what we do can hit people we love. Masihkah kita sampai hati menyakiti orang lain (dengan sengaja)?