Pagi Pertama di Februari

Selamat bulan baru!

Sebenernya saya bukan orang yang suka nyelametin pergantian hari, minggu, bulan, bahkan tahun. Ya, katakanlah, belum tertarik aja dan saya pikir belum perlu. Tapi, di bulan baru ini saya mau bilang Selamat Bulan Februari! Yeaaaay~

Saya mengawali pagi ini pukul 03.00, tiba-tiba kebangun kemudian buka laptop dan ngedit drop KRS. Saya berhasil ngeganti satu makul dan sampai pukul sembilan tadi masih dilema milih dosen di suatu mata kuliah (terima kasih teman-teman yang sudah membantu saya milih hahaha). Di sela-sela nonton Tetangga Masa Gitu (yang berhasil membuat saya teriak pas Bas ngeflirt Bi, ya maap emang norak) saya memutuskan untuk nulis sesuatu di pagi pertama di Februari ini.

Salah satu hal yang saya benci adalah bangun dalam keadaan tidak enak hati. Apapun itu, rasanya hati nggak enak aja. Sadly, itu sering terjadi. Termasuk pagi ini. Saya bangun pukul 03.00, kemudian tidur lagi dan kebangun pukul 05.30, kemudian ketiduran lagi ketika nonton Conan dan kebangun pukul 08.00. Ketiganya bangun dalam keadaan tidak enak hati. Bangun dalam keadaan seperti itu emm, sangat tidak menyenangkan dan sedikit banyak bisa berpengaruh seharian. Kadang saya inget-inget dan nganalisis kenapa kok bangun bisa dalam keadaan menyedihkan. Kalau memang sedang ada masalah ya maklum, tapi kalo lagi nggak ada apa-apa, saya bingung juga. Banyak dosa kali ya.

Kemudian saya jadi ingat salah satu petuah alhmarhumah nenek saya. Waktu itu nenek saya ngasih petuah ketika saya dan adik saya lagi berantem pagi-pagi. Saya lupa gimana tepatnya, yang pasti beliau bilang bangun pagi itu harus bersyukur, harus mengawali dengan kebaikan. Lalu beliau bercerita tentang tetangganya yang meninggal saat tidur, yang artinya Tuhan nggak ngasih kesempatan untuk bangun pagi itu.

And yes, saya harus bersyukur masih dikasih kesempatan untuk bangun pagi ini, karena sebenernya syukur adalah salah satu pangkal kebahagiaan. And I decide to be happy this morning. So wish me luck!

Anyway, selamat bulan baru! Kalau Januari kemarin kamu (dan saya) belum berbuat apa-apa nggak masalah. Mari kita mulai bulan ini hahahaha.

January taught me many things, and let me see what will February does (or I do) to my life.

Semoga ini bukan bentuk defense mechanism.