Basa Basi Busuk

"Kamu kalo lagi banyak kerjaan gini, ada nggak yang nyemangatin kamu?" - Ibrahim

Jujur, saya bukan tipe orang yang menjadi semangat karena ada yang bilang "Semangat ya!" apalagi kalo nyemangatinnya kagak semangat, cuma formalitas.
Saya nggak tau sejak kapan semangat-ya menjadi dua kata yang paling sering dikatakan orang-orang di sekitar saya. Mungkin sejak.... bukan, saya nggak bakal bilang "sejak negara api menyerang". Entah sejak kapan.

Dan menurut saya lama-lama semangat-ya menjadi salah satu basa-basi terbasa-basi yang pernah ada. Saben masang tampang kucel, digituin.
Saben lagi (tampak) sibuk, digituin.
Saben lagi sakit, digituin.

Kayak udah kata-kata auto yang keluar dari mulut orang, dan saya pikir lama kelamaan esensinya hilang. Akhirnya, saya hampir nggak pernah bilang semangat-ya ke orang (coba diingat-ingat, pernah nggak saya bilang semangat-ya ke kamu?). Saya lebih memilih untuk bilang "Good luck!" karena ada doa yang terselip di sana.

Selain semangat-ya, saya juga orang yang jarang banget bilang hati-hati-ya.
Mungkin alasannya sama, karena terlalu kerap, jadi nggak ada esensinya. Saya biasanya bilang hati-hati-ya kalo emang saya khawatir dengan keadaan seseorang. Kalo kata si Ibrahim sih : "Kita bakal secara otomatis berhati-hati tanpa memegang amanat orang yang bilang." Semacam itu.

Tapi mungkin, ada orang yang bahagia dengan ucapan semacam itu. Ada orang yang bener-bener semangat setelah disemangatin. Nggak muna, saya pun pernah merasa semangat ketika ada orang tertentu yang bilang semangat-ya ke saya. Tapi itu kayaknya lebih ke "Waduh dia nyemangatin aku, aku harus semangat ah." -- Lagi-lagi itu masalah motivasi internal. Saya pun seneng-seneng aja kalo ada yang bilang begitu sama saya.

Namanya juga orang Indonesia, basa-basinya luar biasa.
Udah tau lagi mau jalan ke kelas, nanyanya "mau kuliah?"
ya iyalah, masa mau atraksi.

Tapi saya nggak menyalahkan. Kadang omongan "Ya iyalah, kan mau ke kelas!" itu bikin dongkol yang basa-basi tapi lucu juga.
Saya seneng bisa hidup di negara penuh basa-basi, basa-basi sendiri bisa bikin orang tambah akrab. Jujur aja, semua orang kenal juga pasti awalnya karena basa-basi atau make basa-basi. Pasti. Saya pun berterima kasih sama mereka yang menciptakan konsep basa-basi.

Cuma yang saya agak sedih, ya itu.
Ada beberapa ucapan yang terlalu sering diucapkan sehingga menjadi basa-basi dan kehilangan esensi.
Ada beberapa ucapan yang dikatakan dengan tidak sepenuh hati, akhirnya menjadi basa-basi.

When I say "hey, apa kabar?" I mean it.
When I say "Semoga lekas sembuh ya. (bukan GWS)" I mean it
When I say "Good luck!" I mean it.

Silakan berbasa-basi, tapi jangan busuk. The last but not least, we're human not machine, so do something with heart. Ahzeg.

No comments:

Post a Comment