"Ih, Lala beda sama adeknya ya, adeknya lebih kalem."Sudah sering banget saya denger kalimat itu.
Awalnya saya sebel, karena terkesan saya ada di posisi yang negatif.
Namun lama kelamaan, saya maklumi, karena itu benar-- walau nggak sepenuhnya benar.
Nama saya Bianglala, nama adik saya Gemintang.
Sama-sama unik, kata orang.
Sama-sama berkaitan dengan langit.
Sama-sama bikinan ayah saya yang super.
Di balik nama, ada makna.
Ketika saya bertanya, apa makna nama Bianglala, ayah saya bilang ketika saya lahir hujan yang turun reda.
Ketika saya bertanya, apa makna nama Gemintang, ayah saya bilang waktu itu ia membuat nama ketika malam-- ketika besoknya adik saya lahir.
Ya memang sih, nggak dalem-dalem amat.
Tapi, ada sebuah pikiran yang timbul tentang nama kami.
Bianglala (pelangi).
Pelangi warna-warni, biasanya bawa keceriaan, terkesan ramai.
Dan saya sepertinya banyak ngomong, sehingga ramai.
Begitu juga kata orang.
Gemintang (suasana yang penuh bintang).
Gemintang identik dengan malam hari, sepi, syahdu.
Namun siapa kata malam selalu identik dengan hal sepi?
Bukankah dengan adanya bintang, suasana menjadi ramai?
Maka dari itu, adik saya terlihat sepi namun kamu harus meniliknya lebih dalam.
Bianglala dan Gemintang.
Siang dan malam.
Berbeda, namun semoga sama-sama membawa kebahagiaan.
Dari atrium kampus yang hanya ada saya seorang diri.
No comments:
Post a Comment